Quantcast
Channel: Reservasi Travel Blog
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2763

Menunggu Mekar Setahun, Dirusak Dalam Hitungan Jam

$
0
0
kebun-bunga-hebohkan-nitizen-markus-yuwon-sindo
Bunga Puspa Patuk / Amarilis (Markus Yuwon/Sindo)

Travel Blog Reservasi – Pak Sukadi seorang petani bunga di desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul nampaknya harus menelan pil pahit setelah bunga Puspa Patuknya rusak diinjak-injak para pengunjung yang serampangan berselfie dan berfoto ria tanpa menghiraukan kondisi bunga-bunga cantik tersebut.

Bunga Amarilis ini sudah dibudidayakan oleh Pak Sukadi dan Ibu Wartini sejak tahun 2007. Namun, kebun bunganya langsung dikenal di sosial media sejak tanggal 16 November 2015 silam. Sayangnya, beberapa pengunjung yang datang ke kebun Bunga Puspa Patuk pak Sukadi justru membuat bunga-bunga tersebut menjadi mati dan rusak. Padahal bunga Puspa Patuk ini hanya mekar sekali dalam setahun dan biasanya berlangsung pada bulan November saat musim hujam berlangsung.

Pak Sukadi dan Ibu Wartini awalnya hanya memperjualbelikan bunga puspa patuk ini di pinggir jalan para tahun 2007. Kemudian dilanjutkan kembali pada tahun 2015 dengan menanami lahan sekitar 2.350 meter persegi secara rapat di sekitar halaman rumah mereka. Meskipun taman bunga Pak Sukadi dan Ibu Wartini rusak, sebetulnya usia bunga bisa lebih lama lagi antara 20 hingga 30 hari. Masa emas itulah yang seharusnya mampu mengembalikan modal tanam yang telah di investasikan pak Sukadi dan Ibu Wartini. Pak Sukadi memerlukan benih bunga puspa patuk sebanyak 2 ton untuk membuat lahan 2.350 meter menjadi cantik dan indah ditanami bunga puspa patuk.

bunga puspa patuk amarilis
Amarilis / Bunga Puspa Patuk http://instagram.com/indonesiatour

Pak Sukadi dan Ibu Wartini tidak mematok harga bagi wisatawan yang ingin berfoto di taman bunga puspa patuknya. Mereka hanya meminta “uang sukarela” kepada wisatawan yang datang untuk membantu pemeliharaan bunga puspa patuk yang telah mereka tanam. Sayang, tidak terlalu banyak wisatawan yang menghiraukan kerja keras dan tangan dingin pak Sukadi dan Ibu Wartini dalam membudidayakan bunga puspa patuk.

Pak Sukadi menanam bunga puspa patuk ini dengan modal sekitar Rp 2 juta. Jika pak Sukadi menjualnya pertangkai, maka ia menghargainya dengan bandrol Rp 5 ribu. Namun kini sebagian bunga puspa patuk yang sudah ditanam dengan kerja keras, kini harus rusak karena ulah pengunjung yang tidak santun. Mereka seolah tidak mempedulikan daerah-daerah yang layak untuk berfoto. Bahkan ada beberapa wisatawan yang berpose ala-ala bintang terkenal dengan menimpa bunga puspa patuk. Walhasil bunga puspa patuk pak Sukadi semakin banyak yang rusak.

12256605_910432839026576_1481724462_n-alfi_ahmad27-instagram
http://instagram/alfi_ahmad27

Begitu gencarnya pemberitaan di media sosial membuat kebun bunga puspa patuk pak Sukadi dan Ibu Wartini kebanjiran wisatawan. Diperkirakan hampir 1500 orang tumpah ruah dalam satu pekan sepanjang bunga puspa patuk ini mulai mekar. Bahkan Liputan6.com menyamakan keindahan kebun bunga puspa patuk pak Sukadi dan Ibu Wartini seperti tama bunga Keukenhof di Belanda yang terkanal dengan bunga tulipnya yang cantik.

Incoming search terms:

  • bunga puspa patuk

The post Menunggu Mekar Setahun, Dirusak Dalam Hitungan Jam appeared first on Reservasi | Travel Blog.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2763

Trending Articles